Bogor, 30 Maret 2011
02.16
Tahunan lalu...
Tiba-tiba kuberada di sebuah ruang
Di sana Gelap!!!
Hinggaku merasa takut dan sendirian
Terjebak!
Ingin menangis...
Dalam gelap meratap-ratap dan meraba
Meraba dinding-dinding berdebu, terasa kasat di telapak tangan
Berharap ku bertemu pintu dan dapat bebas keluar
Tapi selebar kamar ruang itu, tak dapat ku raih pintu keluar
Alamat gelapnya....
Di sudut ruang ku terpojok..
Merunduk. Menangis.
Rasa takut yang membumi, menguras energiku
Hingga tangisku pun lemah memekik dan serak
Mereka yang di luar sana tak dapat melihatku
Bahkan mendengar tangis ku???
Tak ada...
Dimana ayah?
Dimana ibu?
Adik ??
Kakak??!!!
Saat ku terpenjara
Mengharapkan mereka membuka kunci agar aku terbebas
Teriakanku tak mermbuat mereka mendengar
Di ruang gelap itu...
Tolong!!!
Dalam lemahku,
Mereka saja tak mendengar...
Apalagi berharap pahlawan berkuda putih datang menyelamatkan hidupku?
Serasa jauh asa itu tumbuh dalam benak
Karena teriakan mulut dan hati yang kecil ini belum dapat menggetarkan gendang telinga dan hatinya yang jauh di belantara hutan
Aku hanya dapat tertunduk
Tertidur lemah di pojokan ruang...
Tak lama ku tertidur
Mataku terbuka karna silauan cahaya yang masuk ke mata
Ternyata di sana ada jendela!
Kacanya yang transparant menyuguhiku dengan sinar mentari yang hangat, sebagai menu sarapan
Sedikit ku mulai tersenyum
Tak terasa semalaman sudah aku tersekap kegelapan
Kilauan sinar tak hanya menerpaku
Ada kado!
Ya , di sudut ruang yang lain
Terbungkus kotak putih
Berbalut pita berwarna merah jambu
Sedikit bermotif emas bergaris
Indahnya...
Kado istimewa di sudut ruang
Ternyata semalaman menemaniku
Tapi aku tak melihatnya
Ingin ku meraihnya
Biasan sinar yang masuk membentuk warna-warni pelangi di badan kado
Menambah semarak dan menawan hati
Seolah isinya ribuan kilo magnet
Hatiku tertarik-tarik
Begitu kuat!, tarikannya mengalahkan aku yang lemah
Hingga dengan sadar aku terbawa tarikan
Sisa energiku
Dapat sedikit membantu melawan tarikan itu
Hingga aku dapat menjaga jarak dengan kado putih itu
Aku hanya memandanginya sungguh-sungguh di sekeliling
Begitu dekat namun tak rapat
Tak tersentuh
Karena aku takut kado itu kotor
Ingin ku sibak tutupnya
Mengetahui isi darinya
Tapi aku tak merasa berhak
Karena aku takut kado itu bukan disiapkan untukku
Takut emosiku tak terbendung untuk membukanya
Masih dalam masa sadarku
Aku hanya bisa perlahan sedikit-sedikit menjauh
Menikmati keindahannya dari sisi ruang berdebu itu
Akhirnya aku hanya menghelakan nafas
Sebenarnya dalam hati ingin sekali kado itu dipersembahkan untukku
Tapi sekali lagi itu hanya keinginan hati
Berlama-lama memandangi kado istimewa nun misterius itu
Aku terfikir lagi untuk membebaskan diri
Ternyata ruang itu tak memiliki pintu!
Aku bingung, kenapa aku bisa sampai disitu??
Tapi itu tak perlu difikirkan
Yang harus ku lakukan adalah berusaha keluar dari ruang sepi dan pekap
Tanpa alat
Aku memukul-mukul dinding keras berdebu
Berharap akan bergetar dan retak!
Kemudian hancur dan akhirnya aku bebas
Sementara kado istimewa yang putih itu masih tersimpan rapi di sudut ruang
Menyimpan misteri
Untuk siapa?
Untuk apa?
Dan apa isinya?
Keindahannya memberiku energi semangat pada kepalan tangan lemahku
Membantuku, untuk memecahkan keras dan tebalnya dinding itu
Oh Tuhan
Semoga isinya sama indah seperti balutannya
Walau pun seandainya kado itu bukan untukku
Tapi aku berterima kasih
Karena dia telah menemaniku tanpa sadar
Dan menyemangatiku untuk menerobos kekerasan dan ketebalan dinding berdebu
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Labels: By Heart
0 comments:
Post a Comment